headads
Picture
20 June 2013

Belajar TAJWID 5

Thursday, June 20, 2013
BAB V
HUKUM BEBERAPA MAD DAN PANJANGNYA


A.          Pengertian
Pengertian Mad menurut bahasa adalah memanjangkan atau sesuatu yang memanjang, waqila az-ziyadah sesuatu yang tambah. Sedangkan  menurut istilah adalah memanjangkan suaru huruf dari huruf-huruf mad.
Adapun huruf-huruf mad itu adalah :
1.      Alif (alif mutlak) jatuh setelah harokat fathah :ﻤﺎﻻ  -  ﻏﻮﻯ
2.      Wawu mati jatuh setelah harokat dhomah : ﻘﻮﻟﻮ  -  ﺍﻘﻮﻤﻮﺍ
3.      Yak mati setelah harokat kasroh : ﻘﻴﻞ  -  ﺤﻤﻴﺪﻴﻦ
Sedangkan huruf len ada 2 yaitu wawu dan yak keduanya sukun dan jatuh setelah harokat fathah, contoh :
ﺍﻟﻴﻮﻢ  -  ﺍﻟﻨﻮﻡ  -   ﺍﻟﺨﻴﺮ  -  ﺍﻟﻀﻴﺮ
Mad dapat dibagi dua yaitu mad asli/mad thobi’i dan mad far’i.

B.           Mad Ashli atau Mad Thobi’i 
Disebut mad asli karena pangjangnya Mad ini sesuai dengan aslinya, sedangkan disebut mad thobi’i (sebagai watak) karena orang yang mempunyai watak yang baik tidak akan menambah dan mengurangi kepastian mad ini. Yakni wawu () jatuh setelah harokat kasrah dan alif (     ) yang jatuh setelah harokat fathah contoh :  ﻨﻮﺤﻴﻬﺎ

Panjang kira-kira satu alif atau dua harokat, mad thobi’i ini di bagi menjadi 3 yaitu Dhohiri, Muqaddar dan Harfy. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1.      Mad Thobi’i Dhohiri
Mad thobi’i berarti jelas adalah terdapat pada kalimat yang huruf madnya tertulis dengan jelas, sehingga dapat menunjukkan dengan jelas bahwa kalimat tersebut harus dibaca panjang, seperti :  ﻨﻮﺤﻴﻬﺎ
Adapun mengenai Alif yang ada pada lafadz Ana (ﺍﻨﺎ) mutakallin wahdah (saya) yang harus dibaca pendek ada bahasan dan alasannya sendiri.
2.      Mad Thobi’i Muqaddar
Mad thobi’i muqaddar berarti di kira-kirakan yang harus dibaca panjang, tetapi huruf madnya tidak nampak. Adapun alasannya adalah berhubung dengan arti dan penulisannya dalam al-Qur’an Ustmaniyah seperti                                   mim dan lam seluruh ulama membaca panjang satu alif.
3.      Mad Thobi’i Harfi
Mad thobi’i harfi berarti sebangsa huruf, adalah bacaan panjang satu alif yang ada pada huruf (tidak pada kalimat) yakni terdapat pada beberapa pembukaan surat (fawatihussuwar) yang belum huruf itu sendiri (asmaul huruf). Huruf-hurufnya terkumpul dengan lafadz yakni terdiri dari :
ﺤﻲ - ﻄﻬﺮ - ﺠﺎﺀ - ﻴﺎﺀ - ﻄﺎﺀ - ﻫﺎﺀ - ﺮﺍﺀ
Seperti lafadz :
ﺤﻡ  -  ﻴﺲ  -  ﻄﻪ  -  ﺍﻠﺮ

C.          Mad Far’i
Disebut Mad Far’i karena mad ini adalah cabang dari mad asli. Mad far’i ini terjadi dari 14 bagian yaitu :
1.      Mad Wajib Muttashil
Disebut wajib karena ulama quroo’ setelah sepakat (ijma’) memanjangkan mad ini lebih dari aslinya. Sedang disebut muttashil karena bertemunya huruf mad dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya kira-kira (qadr) 2,5 alif atau sama dengan lima harokat, demikian kata Imam Hafs An Ashim, sedangkan menurut Imam lain dapat lebih panjang lagi, seperti Imam Warosy, Imam Hamzah, dsb.
Pedoman membacanya adalah sebagai berikut : Apabila ada huruf mad setelah Hamzah yang kumpul dalam satu kalimat maka hukumnya wajib dibaca mad wajib muttasil. Contoh :
ﻠﻘﺪﺠﺎﺀﻜﻡ  -  ﻫﻨﻴﺌﺎﻤﺮﻴﺌﺎ  -  ﺴﻮﺀﺍﻠﻌﺬﺍﺐ

2.      Mad Jais Munfasil
Disebut jaiz karena ikhtilaf (berbeda pendapat) antara ulama qurro’, ada yang membaca panjang dan ada yang membaca pendek atau kata qiil, karena itu hukumnya jaiz yakni boleh dibaca dua wajah menurut riwayat Imam Nafi’ Al-Madany dan riwayat dan Al-Bashori.
Sedang disebut muntashil karena bertemunya mad dengan huruf hamzah terpisah atau pada kalimat lain.
Panjang kira-kira (qodr) 2,5 alif atau sama dengan 5 harokat. Menurut Hafs an Ashim pedoman membacanya adalah apabila ada huruf mad. Sedang seelahnya ada hamzah dalam kalimat lain maka hukumnya disebut mad jaiz munfasil.
Contoh :
ﻴﺎﺍﻴﻬﺎﺍﻠﺬﻴﻦﺍﻤﻨﻮﺍﻘﻮﺍﺍﻨﻔﺴﻜﻢ - ﻔﺎﻨﻈﺮﻨﻲﺍﻠﻰﻴﻮﻢﻴﺒﻌﺜﻮﻦ
Perbedaan pendapat para ahlul qurro’ dalam mad jais munfashil ini ada tiga tingkatan :
a.       Wajib membaca qasr seperti mad asli (satu alif) inilah pendapat Imam Al-Bazzi Qonbul, As-Susi an Abi Amrin.
b.      Wajib panjang seperti mad wajib muntasil seperti Imam Warasy, Hamzah, Ibnu ‘Amr, Al-Kisai dan Imam Ashim termasuk Imam Hafs. Adapun panjangnya menurut sendiri-sendiri.
c.       Mempunyai dua wajah, seperti Imam Qolun, Dzuri istilahnya menggunakan kata Qasr dan Mad satu atau 2,5 alif.

3.      Mad Arid Lissukun
Mad Arid Lissukun yaitu apabila akhir kalimat terdapat huruf yang bersukun karena waqaf (pendatang baru) yang didahului oleh salah satu huruf mad (wawu jatuh setelah dhommah, ya jatuh setelah kasroh dan alif jatuh setelah fathah. Akan tetapi apabila di washolkan (disambungkan dengan kalimat berikutnya) maka kembali pada aslinya, yaitu mad thobi’i.

Panjangnya ada tiga wajah
a. Satu alif    =  Dua harokat
b. Dua alif    =  Empat harokat
c. Tiga alif    =  Enam Harokat
tetapi yang lebih umum di negara kita Indonesia ini adalah dua atau tiga alif = empat atau enam harokat.
Perbedaan panjang bacaan tersebut diatas yakni ada yang mengatakan satu alif, dua alif dan tiga alif dengan alasan sebagai berikut :
a)      Yang membaca satu alif karena bertemunya sukun karena waqof, sedang waqof itu tidak bisa menetapkan tambahan mad (untuk lebih dari mad asli).
b)      Yang membaca dua alif karena melihat sukun itu tidak asli, maka tetap dibaca dibawahnya mad lazim (dibaca tasawwuth).
c)      Yang membaca tiga alif karena mereka berpendapat harus disamakan dengan mad lazim dan ini lebih umum di negara kita Indonesia.
Pedoman membacanya adalah apabila ada huruf mad setelahnya terdapat huruf yang mati karena diwaqofkan, maka disebut bacaan mad aridlissukun. Contoh :
ﺍﻠﺼﺮﺍﻄﺍﻠﻤﺴﺘﻘﻴﻢ  -  ﺸﺪﻴﺪﺍﻠﻌﻘﺎﺐ  -  ﻮﻫﻢﻤﺆﻤﻨﻮﻦ

4.      Mad Lien Aridli
Mad ini disebut lien karena huruf sebelum akhir yang diwaqofkan adalah berupa huruf lien yakni wawu dan yak yang keduanya mati (sukun) jatuh setelah harokat fathah. Sedang disebut aridli karena adanya suatu yang baru datang yaitu sukun pada huruf yang terakhir karena waqof. Karena itu bila di washolkan maka hukum bacaannya kembali pada aslinya yaitu bacaan lien, artinya lunak (tidak ada unsur panjang).
Ukuran panjang sama dengan bacaan mad aridli lissukun yakni 1/2/3 alif = 2/3 -6 harokat.
Pedoman bacaannya yaitu apabila ada kalimat yang diwaqofkan dan sebelumnya didahului atau berupa huruf lien maka disebut bacaan mad lien aridli contoh :
ﻤﻦﺍﻠﻨﻮﻡ  -  ﻤﻦﺨﻮﻑ  -  ﺬﻠﻚﺨﻴﺮ  -  ﻮﺍﻠﺼﻴﻒ

5.      Mad Badal
Mad badal yaitu mad yang menjadikan pengganti yaitu apabila ada hamzah sukun terletak setelah hamzah yang berharokat fathah, kasroh dan dhommah dalam satu kalimat, contoh :
ﺍﺃﻤﻦ  -  ﺍﺜﻤﺎﻨﺎ  -  ﺍﺆﺘﻰ
Maka hamzah sukunnya harus diganti dengan mad yang sesuai dengan qaidah :
Apabila ada hamzah dua kumpul dalam satu kalimat sedang yang kedua mati maka huruf mad harus diganti dengan huruf yang mujannasah (sejenis) huruf sebelumnya (bila harokat sebelumnya fathah, maka harus disuarakan (a) panjang (), bila sebelumnya berharokat kasroh maka harus disuarakan (i) panjang (ﺍﻱ), bila sebelumnya berharokat dhommah maka harus disuarakan (u) panjang (ﺍﻮ) contoh diatas tasi sehingga menjadi :

Panjangnya adalah satu alif atau dua harokat, semua qurro’ sama kecuali Imam Warosy yang mempunyai tiga wajah. Pedomannya adalah apabila ada huruf yang dibaca panjang sedang aslinya 2 huruf seperti :
ﺃﻤﻦ       asalnya     ﺍﺃﻤﻦ  

6.      Mad Iwadh
Mad iwad disebut demikian karena mad iwad ini merupakan hasil tukar dari tanwin maha nashob (tanwin fathah) pada akhir kalimat isim yang diwaqofkan cara membacanya panjang satu alif atau dua harokat.
Pedoman membacanya adalah apabila ada tanwin mahal nashob yang diwaqofkan maka tanwin tersebut harus ditukar atau diganti mad. Menurut penulisan Usmaniyah biasa diakhirnya diberi alif, kecuali pada huruf hamzah sebab hamzah itu sendiri sebenarnya sudah menyimpan alif yang demikian disebut mad iwad, contoh :
ﻋﻠﻴﻤﺎﺤﻜﻴﻤﺎ  -  ﻤﻦﺍﻠﺴﻤﺎﺀﻤﺎﺀ  -  ﺮﺠﺎﻻﻜﺜﻴﺮﺍﻮﻨﺴﺎﺀ

7.      Mad Lazim Kilmy Mutsaqqol
Mad ini disebut lazim karena tetapnya sukun/tasydid dan juga berarti karena tetapnya ulama qurro’ (ittifaq) dalam memanjangkan mad ini lebih dari mad asli, disebut mutsaqqol karena beranya bacaan huruf mad ketika bertemu dengan huruf lain yang tasydid, dibanding dengan mukhoffaf.
Adapun disebutnya kilmi karena bertemunya huruf mad dengan huruf yang bertasydid tadi dalam satu kalimat maka tidak dibaca panjang, seperti :
ﻮﺍﻠﻤﻘﻴﻤﻰﺍﻠﺼﻠﻮﺓ  -  ﻘﺎﻠﻮﺍﺍﺪﻉﻠﻨﺎ  -  ﻮﻘﺎﻠﻮﺍﺍﺘﺨﺬﺍﷲ

Panjangnya kira-kira (qadar) tiga alif atau enam harokat. Pedoman membacanya adalah apabila ada huruf yang mad yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kalimat maka hukumnya disebut bacaan mad lazim kilmi mutsaqool.
ﻮﻻﺍﻠﻀﺎﻠﻴﻥ  -  ﺍﻠﺼﺎﺨﺔ

8.      Mad Lazim Kilmi Muhkoffaf’
Mad kilmi mhkhoffaf disebut lazim karena tetapnya sukun atau tasydid, disebut mukhoffaf karena bertemunya huruf mad dengan sukun itu bacaannya lebih ringan dari pada yang mutsaqqol sedangkan disebut kilmi adalah karena bertemunya huruf mad dengan sukun terdapat dalam satu kalimatnya.
Panjangnya tiga alif atau enam harokat dengan pedoman membacanya adalah apabila ada huruf yang bertemu dengan sukun dalam satu kalimat maka disebut Mad Lazim Kilmi Muhkoffaf. Contohnya adalam Al-qurán terdapat dalam dua tempat yaitu pada surat Yunus juz 11 yang bunyinya adalah :
ﻮﻻﻥﻮﻘﺪﻋﺼﻴﺖ  -  ﺍﻻﻥﻮﻘﺪﻜﻨﺘﻡ

9.      Mad Lazim Harfi Muhaffaf dan Mustaqqol
Mad lazim harfi adalah mad yang ada pembukaan beberapa surat (fawatihissuwar), untuk itu agar lebih ringkas dan cepat faham sebaiknya kita pelajari terlebih dahulu huruf-huruf fawatihissuwar.
a.       Disebut mad thobi’i harfi
b.      Disebut mad lazim harfi kecuali alif sebab alit tidak menemui mad makanya tidak dibac panjang (alif kalau ditulis arab alif (ﺍﻠﻒ) terdiri dari hamzah, lam kasroh dan fak sukun, ditengah-tengah antara lam dan fak tidak tedapat huruf mad.
Huruf-huruf awal surat :
1)      Huruf awal surat yang dibaca mad thobi’i qodr satu alif terkumpul dalam (ﺤﻲﻄﺎﻫﺮ) kecuali alif (), haa (), seperti haa mim (ﺤﻡ), yak (), seperti Yaa siin (ﻴﺲ), tho dan hak (ﻄﻪ), ro (ﺍﻠﺮ).
2)      Selain huruf (ﺤﻲﻄﺎﻫﺮ) semua wajib dibaca mad lazim harfi, panjangnya qodr tiga alif (bil ijma’) hurufnya terkumpul dalam lafadz :  ﻨﻔﺺﻋﺴﻠﻛﻡ
Mad ini disebut harfi karena mad ini terdapatnya pada huruf (tidak pada kalimatnya), sedang disebut lazim karena tetap harus dipanjangkan sesuai dengan kaidah atau batasannya yakni kalau huruf hijaiyah itu berkumpul tiga huruf yang tengah berupa mad kemudian bertemu dengan sukun asli (pada huruf ketiga) maka harus dibaca panjang, inilah yang disebut mad lazim harfi baik mutsaqqol maupun muhkofaf, adapun contoh adalah sebagai berikut :
a.       Mukhoffaf  : ﺍﻠﺮﻄﺲﻜﻬﻴﻌﺺ
b.      Mutsaqqol  : ﻄﺴﻡ, ﺍﻠﻤﺺ
Huruf mad bertemu dengan tasydid hingga menjadi berat bacaannya sebab beratnya bacaan inilah disebut mad lazim kilmi mutsaqqol.

10.  Mad Shilah Qosirah dan Thowilah
Arti mad shilah adalah hubungan, mad ini terjadi apabila ada ha () dhomir yang mufrod mudzakar dalam Al-qur’an terdapat 4 macam yang akan dijelaskan dibawah ini :
Adapun mad shilah shilah ini dibagi 2 yaitu Qoshiroh dan Thowilah.
Hak dhomir dalam Al-qur’an itu ada 4 macam yaitu :
a.       Kalau muka dan belakang hak dhomir itu berupa huruf hidup maka dibaca Mad shilah Qoshiroh sama dengan mad Thobi’i panjangnya qodr satu alif atau dua harokat seperti lafadz :
ﻨﻪﻜﺎﻦ  -  ﻴﻌﺮﻔﻮﻨﻪﻜﻤﺎ  - ﻤﻦﺪﻮﻨﻪﻤﻠﺘﺤﺪﺍ 
Kecuali terdapat pada surat Az-zumar ayat 7 juz 23 yang berbunyi sebagai berikut :ﻴﺮﺿﻪﻠﻜﻢ haknya tetap dibaca pendek satu harokat.
b.      Kalau setelah hak dhomir berupa hamzah qotho’ maka disebut bacaan Mad Shilah Thowilah panjangnya qadr 2,5 atau 5 harokat seperti : ﻤﻦﺪﻮﻨﻪﺍﻠﻬ - ﻴﺸﻔﻊﻋﻨﺪﻩﺍﻻ. Ini semua kalau dibaca washol (sambung) tetapi jika dibaca waqof (berhenti) maka harus dibaca sukun seperti :
ﻴﻌﺮﻔﻮﻨﻪ - ﻤﻦﻋﻠﻤﻪ
Dan kalau selain hak dhomir maka tetap dibaca pendek, seperti :
ﻔﻮﺍﻜﻪﻮﻫﻡ - ﻤﺎﻨﻔﻘﻪﻜﺜﻴﺮﺍ
c.       Muka dan belakang hak dhomir berupa huruf mati seperti lafadz :
ﺃﻦﺍﺘﺎﻩﺍﷲ - ﻮﻴﺄﺘﻴﻪﺍﻠﻤﻮﺖ
Juga harus tetap dibaca pendek satu harokat.
d.      Muka hak dhomir berupa huruf hidup, sedang belakangnya huruf mati seperti :
ﻠﻪﺍﻠﺤﻤﺪ - ﺴﻤﻪﺍﻠﻤﺴﻴﺢ
Ini juga dibaca satu harokat.
e.       Muka hak dhomir barupa huruf mati sedang dibelakangnya berupa huruf hidup, seperti :
ﻔﻴﻪﻫﺪﻯ - ﺨﺬﻮﻩﻔﺎﻋﺘﻠﻮﻩﺇﻠﻰ
Juga dibaca satu harokat kecuali yang terdapat dalam surat Al-fur’qan ayat 69 juz 19 yang berbunyi :
ﻴﻪﻤﻬﺎﻨﺎ
Menurut riwayat Hafs an Ashim dibaca panjang sebagaimana mad shila qoshiroh atau mad thobi’i yakni panjangnya satu alif atau dua harokat.

11.  Mad Farqi
Mad farqi termasuk mas alzim kilmi dan disebut mad farqi sebab mad ini memisah antara istifham dan kalam khobar, umpama tidak diberi mad maka tidak dimengerti bahwa kalam ini adalah kalam istifham, didalam Al-qur’an terdapat pada 6 tempat yaitu :ﻘﻞﺍﺍﻠﺬﻜﺭﻴﻦ  
Ini terdapat pada dua tempat yaitu pada surat Al-an’am yaitu pada lafadz ﺍﺍﷲﺨﻴﺭ dan pada surat An-naml yaitu pada lafadz  ﻘﻞﺍﺍﷲﺃﺬﻦﻠﻜﻢ dan terdapat pula pada surat Yunusﺍﺍﻻﻦkalimat ini disamping dibaca mad farqi juga boleh dibaca tashil. Panjangnya qodr tiga alif atau 6 harokat (bil ijma’), pedoman membacanya yaitu apabila ada hamzah istifham bertemu dengan al (ﺍﻞ) maka disebut bacaan mad farqi.

12.  Mad Tamkin
Mad tamkin berarti menetapkan terjadinya adalah apabila yak tasydid berharokat kasroh yang terletak dimuka yak sukun maka disebut bacaan mad tamkin panjangnya satu alif seperti : ﻮﺍﺬﺍﺤﻴﻴﺘﻢ - ﺍﻠﻨﺒﻴﻴﻦ
D.          Lam pada Lafadz Jalalah
Semua lam selain lam pada Al-jalalah (ﺍﷲ) yang jatuh setelah harokat apa saja hukumnya dibaca tarqiq (tipis)  kecuali menurut riwayat Warosy an Nafi’ Al-madani, menuurtnya ada peraturan tersendiri contoh :
ﻮﻻﺘﻈﻠﻤﻮﻦ - ﺍﻠﻄﻼﻖ - ﻮﺴﻴﺼﻠﻮﻦ - ﺍﻠﺼﻼﺓ
Adapun lamnya lafadz jalalah jika jatuh sesudah harokat fathah dan dhommah maka hukumnya wajib dibaca tafkhim (tebal) contoh :
ﺇﻦﺍﷲ - ﺍﺬﻘﺎﻞﺍﷲ - ﺮﺴﻮﻞﺍﷲ -ﻋﺒﺪﺍﷲ
Alasannya untuk mengagungkan asma Allah akan tetapi jika jatuh sesudah harokat kasroh, maka hukumnya wajib dibaca tarqiq (tipis) contoh :
ﻘﻞﺍﻠﻠﻬﻡ
Alasannya karena dirasakan berat dan sulit diucapkan.

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer